Aku menulis ini ketika sampai di rumah, setelah kuganti semua pakaian yang digunakan sehabis bertemu dan nonton bersamamu, Bunga Salsabilla. Bunga Salsabilla, tidak terasa ternyata seperempat waktu hidupku di tahun 2021 dihabiskan bersama dirimu. Ya, sejak Agustus ingatku. Sampai tulisan berada di sini, aku bingung ingin memulai dari mana. Entah apa yang aku tuliskan ini apakah benar-benar sampai ke lubuk hatimu yang (mungkin) dalam itu. Menghabiskan waktu bersamamu sampai saat ini menjadi suatu kebanggaan bagi diriku. Harapannya semoga sama untukmu, jika pun tidak, mungkin itu karena salahku yang sampai saat ini belum mampu membuatmu bahagia. Setidak-tidaknya selalu tersenyum dalam keadaan apapun. Bunga Salsabilla, kamu perempuan hebat yang aku temui selama kaki aku melangkah dan selama nafasku masih berhembus. Mungkin berlebihan, tapi ini lah ungkapku. 2021 bukan tahun terbaik untukmu namun juga bukan tahun terburuk bagimu, hematku. Kamu memulai tahun itu dengan rentetan cerita yang
Aku menulis ini di tempat yang berbeda jauh dengan kamu, dengan perbedaan jarak 247km di antara kita. Hai, kekasihku, jarak yang memisahkan kita karena suatu tanggungjawab. Ratusan kilometer, puluhan langkah kaki, dan suasana cuaca yang berbeda di antara kita saat ini. Hai, kekasihku, kita melewati beberapa waktu ini dengan suasana yang silih berganti. Senang, sedih, senyum, tawa, dan terkadang hadir amarah di antara kita. Oktobermu, waktu yang membuat dirimu mampu melewati tapal batas, hebat. Hai, kekasihku, Bunga Salsabilla. Masih terawat betul dalam ingatanku. Ketika kamu sedang heticnya dengan persiapan sidang seminar proposal-mu. Kamu yang selalu merasa bahwa tidak mampu melewati hal tersebut namun kamu berhasil menyelesaikan dengan baik. Tak luput, turut hadir suasana yang menyelimuti kita, Ya, tersirat perdebatan kecil hingga besar yang hadir dikala suasana semestinya berjalan dengan menenangkan. Aku bangga atas pencapaian-mu saat itu, aku merasa bahwa kamu telah melewati batas