Skip to main content

TentangNya.

Aku mengenalnya sejak kecil bahkan bukan sekadar mengenal, mungkin otak dalam kepalaku tidak mengingatnya terlalu dalam ketika masa-masa kecil itu tetapi yang aku tahu dia adalah seseorang yang melahirkanku ke dunia yang sunyi dan dunia yang penuh tanya ini, aku tidak mengingat bagaimana suara pertama yang aku dengar atau tangisan diri sendiri: "layaknya seorang bayi yang baru keluar dari rahim sang Ibu."

Mamah, begitulah cara aku memanggilnya, panggilan yang selalu keluar dari mulutku ketika merasa haus atau hanya sekadar ingin digendongnya. Hangat, nyaman dan menenangkan itulah yang aku rasakan ketika berada di dekatnya. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana, keluarga yang tergolong dalam kasta menengah, jika aku deskripsikan seperti ini: "Ketika aku merasa haus, sudah ada susu di dalam botol yang tersedia, ketika aku lapar, akan ada bubur bayi yang disajikan begitupun ketika aku merengek kepada keluarga tidak lama akan ada mainan baru yang datang."

Ya, aku merasa sangat bersyukur terlahir dalam keadaaan seperti itu. Mungkin keadaan yang sangat berbeda ketika 10 tahun lalu, di waktu Abang kandungku terlahir dalam dunia ini, kami berdua memiliki banyak perbedaan dari umur yang berjarak 10 tahun, dan salah keduanya ialah keadaaan dan suasana. Jika abangku terlahir dengan suasana becak yang dia tumpanginya maka aku terlahir sudah menumpangi mobil carry berwarna hitam. Itulah sedikit perbedaan suasana di antara kita.

Sedari kecil memang sudah banyak perbedaan antara Aku dan Abang, banyak hal yang berbeda hingga akhirnya menjadi suatu jarak emosional antara dua kepala yang berbeda. Namun ada satu hal yang aku tahu dan aku pahami dengan baik, kami berdua terlahir dari kedua orang tua yang sama dan mendapatkan kasih sayang, perhatian yang mungkin sedikit berbeda. Mungkin hal itu sangat terjadi di dalam keluarga kecil yang memiliki dua anak dengan perbedaan umur sekitar 10 tahun.

Mamah seseorang yang Aku kenal sedari kecil hingga besar ini dengan sikap yang begitu menenangkan dan menyenangkan, sosok yang benar-benar layaknya malaikat dalam hidupku yang ditugaskan oleh sang Pencipta untuk merawat, mendidik hingga menjadikanku anak yang akan membanggakan dirinya suatu saat nanti.

Beberapa kejadian aku lewati bersamanya, entah hal-hal yang menyenangkan hingga hal yang mengharuskan diri ini untuk ikhlas ketika dia pergi. Mamah, pengingatku ketika diri ini sedang berada di luar untuk tetap menjaga nama baik keluarga, pengingatku ketika larut malam dan alarmku ketika harus bangun pagi.

Mamah merupakan Perawat terbaik yang aku kenal, Dokter tercepat yang hadir ketika aku sakit, dan Kuasa Hakim terbaik ketika aku sedang membuat kesalahan dalam berbagai hal. Entah itu di dalam dunia Pendidikan ataupun dalam gemerlap kehidupan, begitu juga dia Juru Masak terenak yang selalu aku nantikan masakannya.

Selamat malam dan tidurlah dengan tenang, Mah. Sampaikan salamku kepada Bapak, bersenang-senanglah kalian di sana sampai nanti tiba waktunya kita berkumpul kembali.

Comments

Post a Comment